Hari Raya Idul adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah merupakan salah satu hari raya bagi umat Islam. Di negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura, hari raya tersebut kerap dinamakan Hari Raya Haji. Perayaan Idul Adha dipusatkan di Mina, sebuah desa kecil di dekat kota Mekkah. Di sanalah terdapat tiga tiang batu yang melambangkan iblis. Ritual tersebut dinamakan melempar jumrah.
Sementara itu, kurban yang dipersembahkan merupakan lambang ketakwaan kepada Allah. Berkurban yang diperintahkan kepada Ibrahim memberikan pesan bahwa ketaatan kepada Allah harus ditempatkan di atas segalanya, termasuk kecintaan terhadap anak-istri dan kekayaan duniawi.
Hari Raya Idul Adha juga sering disebut sebagai Hari Raya Kurban atau Idul Qurban. Ritual kurban tersebut dilakukan pada bulan Dzulhijah, tepatnya pada tanggal 10 (hari nahar), 11, 12, 13 (hari tasyrik).
Al-Quran menyebutkan, Allah memberikan kepada Nabi Ibrahim a.s. melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Dikisahkan pula bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut. Namun, ketika sebilah pedang milik Ibrahim telah siap terayun ke leher Ismail, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba.
Pada Hari Raya Idul Adha banyak sekali hikmah yang dapat dipetik. Orang yang berkurban pun diperbolehkan untuk ikut menikmati daging kurban tersebut, kecuali jika ia bernazar akan berkurban dan menyedekahkan semuanya kepada kalangan yang tak mampu. Dengan demikian, pembagian daging kurban berdasarkan pada prinsip keadilan dan kasih sayang.
Prinsip itulah yang di masa kini sangat dibutuhkan umat muslim di Indonesia. Bukankah itu cerminan dan suri teladan Nabi Ibrahim a.s. dengan segenap ketulusannya saat harus mengorbankan sesuatu yang sangat dicintainya, yaitu Ismail, sang anak yang telah lama sangat didambakan kehadirannya.
Post a Comment